Minggu, 29 Januari 2012

seberapa kuat aku bertahan
aku tahu aku tak mampu.
berjalan menunggu kembalinya kamu.
aku tahu aku tak akan mampu.
hening..
aku masih berpikir gelap.
ingin segera membunuhmu dengan perlahan.
setelahnya aku ingin mengambil hatimu.
mengeluarkannya.
hanya untuk melihat.
siapa nama yang tertulis disana.
disaat ragu ini datang
getaran anginlah yang perlahan menyadarkan.
dan secara perlahan serta halus, dia membangunkan.
seperti jemari bekas genggamanmu, yang masih jelas tertempel disana.
di dalam detak jantungku.
perlahan ingin pergi, namun tetap sadar.
kalau tak ada yang mempu menggantikannya.
serangkaian tangismu yang dulu berteriak kencang.
sangat mampu tenggelamkansemua tawaku.
dan sadarkahkah kalu kini.
kaulah yang membuat tangisku selalu ada diatas segala tawaku

Rabu, 04 Januari 2012

galau moment

setelah sekian lama ngejomblo, akhirnya saya masih tetap jomblo sampai saat ini. saat ini sampai saat yang belum ditebtukan (yang jelas gue juga pingin nikah, sma cewek.) saya akan memilih untuk tetap menjomblo. bukan karena saya homo atau kurang laku (yang ini belum pasti) tapi pingin konsen menemukan jati diri yang sesungguhnya.dan ternyata kalau kita liat orang - orang yang se-enggaknya lebih beruntung dari para jomblo(punya pasangan) mereka tetep aja gak bisa bahagia. hal ini juga yang membuat saya enggan pacaran.

sekedar bagi pengalaman cuiy. saya pernah sekali pacaran. setaunan deh kalau gak salah. tapi entah, saya lebih menikmati masa - masa pedekatenya sendiri, ketimbang masa - masa pacaran. yah mungkin itu karena pertama kalinya saya punya pacar, jadi masih gak tau gimana pacaran yang bener.

pedekate sendiri berjalan sekitar satu bulanan. moment ini banyak yang bikin saya seedikit(banyak) galau. masalahnya pingin banget ngulang masa-masa pedekate (saya yakin pembaca juga). contohnya pas pertama kali saya nganter doi pulang kerumah. saat itu saya baru sampai rumah setelah les, maklum udah kelas 3 sma waktu itu. udah malem sekitar jam 10-an. dan ternyata si doi bilang di-sms kalau dia mau baru pulang dari rumah temennya. sebagai laki - laki jelas saya peingin menemani doi sampai dirumah dengan selamat.

entah perasaan apa yang akhirnya mendorong seseorang laki - laki - yang - sedang - pedekate untuk menemani sang calon kekasih pulang, padahal waktu itu sang laki - laki juga baru sampai rumah, setelah mengalami sedikit gesekan otak karena les.sampai "mbelani" sang calon kekasih untuk sekedar menemani dia pulang. ada perasaan untuk menunjukan sedikit perhatian buat sang calon kekasih itu sangat diperlukan untuk masa - masa pedekate.

dan pas pertama kali jalan bareng pun kita berdua yang sama - sama salting, malu - malu.(saya yakin kalian juga pas pertama kali jalan bareng pasangan) saya yang sempet sms dia setelah berhasil mengantar doi sampai rumah, "aku spechless deket kamu". dan dibales si calon kekasih dengan, "aku juga". gimana gak kebawa mimpi kalo ternyata di calon kekasih juga negrasain yang kita rasain.

dan ternyata hal - hal seperti ini, meskipun mungkin si mantan kekasih sudah lupa, yang selalu bikin saya galau sepanjang masa kalau inget memori2 lama yang sudah terselimut debu dan usang.